Pada tanggal 20 November 1979, dunia Islam diguncang oleh peristiwa besar yang mengguncang jantung spiritual umat Muslim: Masjidil Haram di Mekah direbut oleh sekelompok militan bersenjata. Kelompok ini dipimpin oleh Juhayman al-Otaybi, yang mengklaim telah menemukan Imam Mahdi—sosok penyelamat dalam tradisi eskatologi Islam. Mereka menuntut penggulingan kekuasaan Kerajaan Arab Saudi, yang mereka anggap telah menyimpang dari ajaran Islam sejati. Pengepungan berlangsung hampir dua minggu, menewaskan ratusan orang, dan mengubah arah sejarah sosial-politik Arab Saudi secara permanen. #profil #peristiwaberdarahmekah1979
Peristiwa ini terjadi dalam konteks ketegangan sosial dan ideologis. Arab Saudi saat itu tengah mengalami kemakmuran ekonomi berkat ledakan minyak, namun di sisi lain menghadapi tekanan dari kelompok konservatif yang menilai bahwa modernisasi yang dilakukan kerajaan terlalu cepat dan terlalu “barat”. Juhayman dan pengikutnya—mayoritas berasal dari latar belakang keagamaan dan militer—menyusun rencana untuk menyusup ke Masjidil Haram dengan senjata dan menguasainya saat salat Subuh, tepat pada awal tahun baru Hijriyah 1400.
Pemerintah Arab Saudi menghadapi dilema besar: menanggapi serangan bersenjata di tempat paling suci umat Islam tanpa menodai kesucian masjid. Raja Khalid kala itu meminta fatwa dari ulama senior untuk membenarkan penggunaan senjata di dalam Masjidil Haram. Setelah mendapatkan restu, pemerintah melancarkan operasi militer yang intensif dan rumit, dengan bantuan pasukan elit dan teknis dari luar negeri. Setelah baku tembak yang panjang dan menegangkan, pasukan pemerintah berhasil merebut kembali kendali masjid. Juhayman dan para pengikutnya akhirnya ditangkap dan kemudian dieksekusi.
Namun, dampak dari peristiwa ini tidak berhenti pada aspek militer semata. Justru, yang paling besar adalah dampak politik dan sosial jangka panjang yang membentuk wajah Arab Saudi hingga puluhan tahun ke depan. Dalam upaya meredam potensi pemberontakan serupa, kerajaan melakukan konsesi besar kepada ulama dan kelompok konservatif. Ulama diberi peran lebih besar dalam pengambilan kebijakan, khususnya terkait urusan sosial dan keagamaan. Kritik terhadap kerajaan semakin dibatasi atas nama menjaga stabilitas agama, dan suara-suara reformis semakin diredam.
Secara sosial, ruang publik di Arab Saudi berubah drastis. Kehidupan masyarakat menjadi lebih konservatif: bioskop ditutup, acara hiburan dibatasi, dan pergaulan antara laki-laki dan perempuan diawasi ketat. Polisi syariah atau mutawa diperkuat perannya, dan perempuan semakin dibatasi geraknya dalam kehidupan publik—baik dalam berpakaian, bekerja, maupun bepergian. Kurikulum pendidikan pun makin sarat doktrin Wahhabisme, dan kontrol negara terhadap praktik keagamaan diperluas.
Dari sisi keagamaan, pengepungan ini memperkuat dominasi aliran Wahhabisme di Arab Saudi. Pemerintah menilai bahwa memperkuat Wahhabisme bisa menjadi benteng menghadapi gerakan radikal seperti yang dipimpin Juhayman. Ironisnya, meskipun Wahhabisme bukan gerakan pemberontak, pemahaman ekstrem terhadap ajaran Islam ini turut menutup ruang bagi interpretasi yang lebih moderat dan terbuka. Islam moderat makin tersisih, dan diskusi-diskusi keagamaan yang progresif ditekan.
Dampaknya juga terasa di panggung internasional. Reputasi Arab Saudi sebagai penjaga dua kota suci sempat dipertanyakan. Dunia internasional—baik negara-negara Muslim maupun Barat—khawatir dengan stabilitas kerajaan. Dalam beberapa dekade setelahnya, banyak pihak menilai bahwa Arab Saudi memainkan peran besar dalam menyebarkan konservatisme keagamaan melalui pendanaan dakwah dan lembaga pendidikan Islam di luar negeri, sebagai bagian dari strategi soft power pasca-1979.
Yang lebih mengkhawatirkan, kebijakan pasca-pengepungan ini tidak sepenuhnya berhasil meredam radikalisme. Justru, banyak analis berpendapat bahwa pembatasan kebebasan intelektual dan represi terhadap wacana alternatif malah menyuburkan generasi baru ekstremis. Sebagian dari jaringan ini, di kemudian hari, menjadi bagian dari kelompok radikal transnasional seperti Al-Qaeda. Artinya, upaya menekan radikalisme dengan memperkuat konservatisme justru menimbulkan paradoks: ekstremisme tidak benar-benar hilang, tapi berganti wajah dan strategi.
Sebagai kesimpulan, pengepungan Masjidil Haram tahun 1979 adalah salah satu titik balik paling signifikan dalam sejarah Arab Saudi modern. Peristiwa ini bukan sekadar insiden bersenjata di tempat suci, tetapi juga awal dari perubahan besar dalam struktur kekuasaan, kehidupan sosial, serta arah kebijakan keagamaan negara. Reformasi sosial yang baru dimulai beberapa tahun terakhir di bawah kepemimpinan Putra Mahkota Mohammad bin Salman—seperti Vision 2030, pelonggaran aturan berpakaian, dan pembukaan bioskop—sebenarnya adalah upaya membalik arah sejarah yang digerakkan oleh krisis tahun 1979. Dan hingga kini, peristiwa tersebut masih menjadi cermin penting dalam memahami bagaimana sebuah negara bisa berubah drastis karena satu momen sejarah yang mengguncang fondasinya.
5 PASTI Umrah - Wajib Anda Tahu AL HADJAR Suci @ ... BMSM - Belajar Mati Sebelum Mati ...
Beginilah Cara Menanggulangi Jamaah Pingsan AL HADJAR Suci @ ... BMSM - Belajar Mati Sebelum Mati ...
Cara Cek Status Istitho'ah Kesehatan AL HADJAR Suci @ ... BMSM - Belajar Mati Sebelum Mati ...
Jasa Konsultan AL HADJAR Suci @ ... BMSM - Belajar Mati Sebelum Mati ...
Kesempatan berKarier ........ sebagai Agen Marketer,........ Kantor Perwakilan ........ & Kepala Cabang ....... dengan Subsidi Biaya Operasional AL HADJAR Suci @ ... BMSM - Belajar Mati Sebelum Mati ...
PROMO Hemat d'BEST UMRAH Murah Sesuai Budget & Kemampuan AL HADJAR Suci @ ... BMSM - Belajar Mati Sebelum Mati ...
Paket HAJI KHUSUS - FURODAH - Mujamalah -Bisa COD AL HADJAR Suci @ ... BMSM - Belajar Mati Sebelum Mati ...
Arab Saudi Bangun Kota AL HADJAR Suci @ ... BMSM - Belajar Mati Sebelum Mati ...
PRIVAT Manasik Psyco Haji & Umrah AL HADJAR Suci @ ... BMSM - Belajar Mati Sebelum Mati ...
MuKerDa FK-KBIHU Kota Bandung AL HADJAR Suci @ ... BMSM - Belajar Mati Sebelum Mati ...
d'BEST Training ( Bekam Sunnah Holistik ) ............. Bio Energy Spiritual Therapy AL HADJAR Suci @ ... BMSM - Belajar Mati Sebelum Mati ...
Pedoman Manasik Ibadah Haji & Umrah AL HADJAR Suci @ ... BMSM - Belajar Mati Sebelum Mati ...
Privat Training Manajemen Spiritual Bisnis AL HADJAR Suci @ ... BMSM - Belajar Mati Sebelum Mati ...
KDM Rencanakan Embarkasi Baru di Kawasan BIJB Kertajati AL HADJAR Suci @ ... BMSM - Belajar Mati Sebelum Mati ...
Giat Manasik Psyco Haji & Umrah AL HADJAR Suci @ ... BMSM - Belajar Mati Sebelum Mati ...
Kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman Anda di situs ini. Dengan melanjutkan penggunaan situs ini, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.
Terima & LanjutkanPerlu informasi lebih lanjut? Kebijakan Privasi – atau – Kebijakan Cookie dan GDPR